Selasa, 06 Juli 2021

DEWAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA/ PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA

 

DEWAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA/

PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA

 

PENDAHULUAN

            Sejak ikutnya wakil-wakil Indonesia dalam pertemuan Dewan Gereja-gereja Dunia, timbullah suatu kerinduan dari wakil gereja-gereja di Indonesia untuk kemudian secara bersama memikirkan keesaan gereja Indonesia juga. Sejak masuknya misi ke Indonesia, warna dan doktrin dari masing-masing misi kemudian masuk dan mewarnai gereja-gereja di Indonesia. Misi yang berbeda membawa warna teologi yang berbeda pula bagi gereja-gereja di Indonesia. Namun penderitaan akibat penjajahan dan perang dan kerinduan untuk merdeka menjadikan setiap anggota bangsa ingin bersatu untuk mencapai kemerdekaan dan lepas dari kungkungan penjajah. Rasa kesatuan ini juga kemudian memotivasi anak bangsa yang percaya untuk kemudian mencoba mandiri dan juga bersatu. Rencana untuk bersatu ini tentunya memang sudah dimulai sejak jauh-jauh hari, terbukti dengan terbentuknya beberapa Dewan Pengurus Daerah. Dan realisasi tertinggi dari keesaan gereja di Indonesia ialah dengan terbentuknya DGI atau yang sekarang disebut dengan PGI.

 

ISI

SEJARAH

            Dewan Gereja-gereja Di Indonesia atau disingkat dengan DGI adalah hasil dari gerekan-gerakan oikumene di Indonesia. Pembentukan DGI dilakukan pada konferensi tanggal 21-28 Mei 1950 di STT Proklamasi. Dalam acara ini dibuat juga anggaran dasar DGI. Gerakan-gerakan ini dibentuk sebagai kesadaran oikumene di antara orang-orang Kristen dengan gereja-gereja di Indonesia. Yang telah berkembang akibat dari ikutnya wakil-wakil Indonesia dalam pertemuan gereja internasional seperti IMC di Yerusalem (1928), Tambaram (1938), DGD, konferensi Kristen Asia Timur. Selain itu, situasi masyarakat Indonesia telah memberi dorongan yang kuat bagi terbentuknya DGI. Perang dunia ke-II dan penjajahan Jepang tahun 1942-1945 telah memaksa gereja-gereja di Indonesia untuk berdiri sendiri, sehingga bisa menjadi suatu keuntungan rohani bagi gereja-gereja di Indonesia. Kerohanian bertumbuh di tengah-tengah penderitaan. Solidaritas sebagai bangsa juga menjadi pendorong bagi kesatuan ini. Untuk itu, beberapa persiapan dilakukan, antara lain:

  • Mei 1946 dibentuk Dewan Permusyawaratan Gereja-gereja Di Indonesia yang berpusat di Yogyakarta.
  • Maret 1947 terbentuk Majelis Kristen Di Indonesia bagian Timur yang berpusat di Makasar yang sementara, sampai terbentuknya DGI.
  • Awal 1949 terbentuk dewan Gereja-gereja Sumatera.

Hal di atas  menunjukkan bahwa sejarah gerakan oikumene di Indonesia didahului dengan terbentuknya dewan gereja-gereja daerah. Selain itu juga karena situasi politik yang kurang mendukung. Tindakan-tindakan dilakukan untuk mewujudkan keesaan gereja di Indonesia, antara lain:

·         23 Januari 1948 dikeluarkan surat kepada beberapa pemuka Kristen dan pemimpin gereja untuk membentuk sebuah Panitia Perancang untuk menyiapkan pembentukan DGI. Surat ini ditandatangani oleh Ds. T. Sihombing (Sumatera), Ds. B. Probowinoto (Jawa), Ds. W. J. Rumambi (Indonesia Bagian Timur).

·         6-12 November 1949, konferensi persiapan pembentukan DGI di gedung gereja Paulus, Jakarta. Di ikuti oleh utusan dari 29 gereja-gereja di Indonesia. Di sini dinyatakan hasrat untuk membentuk DGI. Konferensi ini juga dihadiri oleh Sekum DGD, Dr. Visser T’ Hoofft dan Sekum Dewan Pekabaran Injil Internasional waktu itu, yaitu Dr. Ranson. Sekali lagi, situasi politik yang kurang mendukung di Indonesia justru menjadi pendukung pembentukan DGI.

·         21-28 Mei 1950, diadakan konferensi pembentukan DGI. Dan tanggal 25 Mei 1950, deklarasi pembentukan DGI diumumkan.

Sejak waktu ini, DGI harus bersidang sekali dalam empat tahun. Dalam sidang dibahas rencana-rencana baru, pengeluaran keputusan-keputusan baru, mengadakan pergantian pengurus DGI[1].

 

 

 

STRUKTUR DGI

1.      Sidang Raya

Sidang raya terdiri dari 5-7 orang utusan dari masing-masing gereja anggota. Mereka memilih 5 orang menjadi Majelis Ketua yang memimpin persidangan. Sidang raya merupakan intasi terakhir penentu kebijaksananan, penerimapertanggung jawaban keungan dan program dari badan pekerja lengkap, memilih BPH termasuk sekum dan bendahara D.G.I. Forum ini merupakan tempat bermusyawarah gereja-gereja untuk membahas dan memutuskan semua hal yang menyangkut kepentingan bersama[2].

 

2.      Badan Pekerja Lengkap

Bersidang setahun sekali, terdiri dari seorang wakil dari tiap-tiap gereja anggota dan 13 orang anggota BPH dengan  seorang dari setiap wakil Dewan Gereja Wilayah sebagai konsulatn. Dipimpin seorang Majelis Ketua, empat orang dari wakil gereja. Bertugas sebagai pelaksana keputusan-keputusan Sidang Raya, menampung soal-soal yang timbul antara dua Sidang Raya, mengangkat staf inti dan sekertariat umum serta menerima laporan dan pertanggungjawaban dari BPH. Masa kerja ialah masa antara dua Sidang Raya, biasanya 4 tahun[3].

 

3.      Badan Pekerja Harian

Terdiri dari seorang Ketua Umum, 3 orang ketua, seorang Sekum dan seoran Bendahara ditambah 7 orang anggota semuanya berjumlah 13 orang. BPH bersidang sekurang-kurangnya sekali sebulan, dipimpin oleh para ketua dan dibantu oleh Sekum. Masa kerjanya sama dengan BPL. Bertugas untuk melaksanakan tugas dan keputusan-keputusan BPL dan menampung soal-soal yang timbul antara 2 sidang BPL serta mempertanggungjawabkan kepada Sidang BPL berikut[4].

 

4.      Badan Keuangan Umum

Beranggotakan 5 orang yang dipilih dari anggota-anggota BPL sendiri. dari 5 orang ini dipilih seorang ketua dan seorang sekertaris. Bertugas merancang, menetapkan, menerima, dan melaksanakan anggaran belanja DGI, juga mencari dana, mengadakan pemeriksaan keuangan dari setiap departemen dan setiap badan yang ada pada DGI[5].

 

5.      Sekertaris Umum

Terdiri dari seorang Sekum, bendahara, wakaSekum, dan beberapa sekertaris Departemen serta beberapa asisten seksertaris, dan beberapa administrator. Bertugas melaksanakan administrasi sehari-hari dari DGI[6].

 

6.      Komisi-komisi/ Departemen-departemen dan Badan-badan

Merupakan suatu kelompok kerja yang diutus untuk melakukan suatu tugas tertentu. Dibentuk oleh Sidang Raya dan menerima wewenang khusus dan terbatas dari Sidang Raya untuk menggarap suatu bidang tugas di antara Sidang Raya. Departemen adalah bagian dari Sekum DGI sebagai pelaksana administrasi untuk bidang khusus yang ditugaskan kepadanya. Bertugas menyusun rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja yang dikerjakan oleh departemen, menyerahkan kepada BKU. Membimbing staf dalam pelaksanaan rencana kerja, membuat laporan pertanggungjawaban komisi kepada BPL dan Sidang Raya berikutnya[7].

 

AKTIFITAS DAN PROGRAM-PROGRAM DGI

1.      Bidang Keesaan dan Kesaksian

a.       Pekabaran Injil

b.      Pelayanan rohani di ABRI

c.       Pelayanan Wanita

d.      Pelayanan Pemuda

e.       Pelayanan Keesaan

f.        Studi dan Penelitian

 

2.      Bidang Pelayanan dan Pembangunan

 

3.      Program Konkrit dari Pelayanan Gereja dalam Pembangunan

a.       Pelayanan di bidang Kesehatan

b.      Pelayanan di bidang Sosial

c.       Keluarga yang Bertanggungjawab

 

4.      Kegiatan-kegiatan Khusus

 

5.      Bidang Pendidikan dan Komunikasi

 

 

PERKEMBANGAN DGI 1950-1994

1.      Sidang Lengkap I Gereja-gereja Di Indonesia, yang bersidang  di Jakarta pada 21-28 Mei 1950, yang merupakan tahun Pembentukan DGI

2.      Sidang Lengkap II DGI, yang bersidang di Jakarta pada 20-30 Juni 1953. Sidang ini bertemakan “Yesus Kristus Harapan Dunia”

3.      Sidang Lengkap III DGI, yang bersidang di Jakarta 8-17 Juli 1956. Tema sidang kali ini adalah “Keesaan kita dalam Kristus dan perpecahan selaku gereja”.

4.      Sidang Lengkap IV DGI, yang bersidang di Jakarta pada 3-13 Juni 1960 dengan tema “Yesus Kristus Terang Dunia”.

5.      Sidang Lengkap V DGI, yang bersidang di Jakarta pada 3-14 Mei 1964, dengan tema “Yesus Kristus Gembala yang Baik”.

6.      Sidang Lengkap VI DGI di Makasar pada 29 Okt- 8 Nov 1967, bertema “Tengoklah Aku Jadikan Semuanya Baru” dan sub tema “Pembaharuan Manusia, Gereja, dan Masyarakat”.

7.      Sidang Raya VII DGI, 18-28 April 1971, di P. Siantar. Tema Sidang “Disuruh Ke Dalam Dunia” dan Sub tema “Tugas kita dalam Negara Pancasila yang Membangun”.

8.      Sidang Raya VIII DGI, 1-12 Juli 1976 di Salatiga. Tema Sidang “Yesus Kristus Membebaskan dan Mempersatukan”.

9.      Sidang Raya IX DGI, 19-31 Juli 1980 di Tomohon. Tema Sidang “Datanglah Kerajaan” dan Sub tema “Roh Kudus Membaharui Gereja Menjadi Saksi Dalam Pergumulan Bangsa”.

10.  Sidang Raya X DGI, 21-31 Oktober 1984 di Ambon. Tema “Yesus Kristus kehidupan  Dunia” dan sub tema “Harapan dan Keprihatinan Bangsa dan Gereja Memasuki Abad ke-20”.

11.  Sidang Raya XI PGI, 20-30 Oktober 1989 di Surabaya. Tema Sidang “ Roh Kudus Memberi Kuasa Menjadi Saksi” dan sub tema “Bersama-sama Menanggulangi Kemiskinan dalam Rangka Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila”.

12.  Sidang Raya XII, 21-30 Oktober 1994 di Jayapura. Tema Sidang “Ya Roh Kudus Baharuilah dan Persatukanlah Kami” dan sub tema “Bersama-sama Membangun Masyarakat Majemuk Indonesia yang Bersatu, Sejahtera, Merata, dalam Rangka Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila”[8].

           

 

PENUTUP

Berdasarkan Yoh 17:21, ketika Yesus meminta kepada Bapa agar “semua orang” atau “mereka” bersatu sama seperti Ia dan Bapa adalah satu, maka misi ini kemudian direalisasikan dalam gereja-gereja yang ada di dunia saat ini. Sehingga keberagaman tidak hanya menjadi alat untuk perpecahan melainkan sebagai salah satu sarana untuk bersatu dalam wadah keesaan gereja. Setelah dimulai dengan DGD, langkah untuk bersatu ini juga sampai ke Indonesia dengan terbentuknya DGI/ PGI. Satu bentuk organisasi gereja yang kemudian menjadi wadah bagi gereja-gereja untuk bersatu dan menyelesaikan masalah-masalah umum yang dirasa memang penting untuk diperhatikan bersama oleh seluruh gereja-gereja anggota DGI.

Lampiran I:

DAFTAR GEREJA-GEREJA ANGGOTA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA 1995[9]

No

Nama gereja

No

Nama gereja

1

HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)

35

GKLB (Gereja Kristen Di Luwuk Banggai)

2

BNKP (Banua Niha Keriso Protestan)

36

GKT (Gereja Kristus Tuhan)

3

GBKP (Gereja Batak Karo Protestan)

37

GPID (Gereja Kristen Indonesia Di Danggola)

4

GMI (Gereja Metodis Indonesia)

38

GPKB (Gereja Punguan Kristen Batak)

5

GKE (Gereja Kalimantan Evangelis)

39

GPIG (Gereja Protestan Di Gorontalo)

6

GMIST (Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud)

40

GKJTU (Gereja Kristen Jawa Tengah Bagian Utara)

7

GMIM (Gereja Masehi Injili Minahasa)

41

GKKP (Gereja Kristen Kalimantan Barat)

8

GMIBM (Gereja Masehi Injili Bolaang Mongondow)

42

GGP (Gereja Gerakan Pantekosta)

9

GKST (Gereja Kristen Sulawesi Tengah)

43

GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia)

10

Gereja Toraja

44

GPIBT (Gereja Protestan Indonesia Buol Toli-toli)

11

GTM (Gereja Toraja Mamasa)

45

GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai)

12

GKSS (Gereja Kristen Sulawesi Selatan)

46

GKI SUMUT (Gereja Kristen Protestan Sumut)

13

GEPSULTRA (Gereja Protestan Sulawesi Tenggara)

47

GKPA (Gereja Kristen Protestan Angkola)

14

GMIH (Gereja Masehi Injili Halmahera)

48

KGPM (Kerapatan Gereja Kristen Minahasa)

15

GPM (Gereja Protestan Maluku)

49

GMB (Gereja Mision Batak)

16

GKI IRJA (Gereja Kristen Injili Di Irian Jaya)

50

GEREJA AMIN (Gereja Angowuloa Masehi Indonesia Nias)

17

GMIT (Gereja Masehi Injili Timor)

51

GKA (Gereja Kristen Anugerah)

18

GKS (Gereja Kristen Sumba)

52

GPIL (Gereja Protestan Indonesia Luwu)

19

GKPB (Gereja Kristen Protestan Di Bali)

53

GKKA (Gereka Kebangunan Kalam Allah)

20

GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan)

54

GKKK (Gereja Kristen Kalam Kudus)

21

Sinode Am GKI

55

ONKP (Orahua Noha Kerisho Protestan)

22

GITJ (Gereja Injili Tanah Jawa)

56

GKSBS (Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan)

23

GKJ (Gereja Kristen Jawa)

57

GPKB (Gereja Protestan Kalimantan Barat)

24

GKP (Gereja Kristen Pasundan)

58

GKTT (Gereja Kristen Di Timor-timur)

25

Gereja Kristus

59

GBI (Gereja Bethel Indonesia)

26

GPIB (Gereja Protestan Di Indonesia Bagian Barat)

60

GKII (Gereja Kristen Injili Indonesia)

27

GPI (Gereja Protestan Di Indonesia)

61

GEMINDO (Gereja Masehi Injili Indonesia)

28

GIA (Gereja Isa Almasih)

62

GKLI (Gereja Kristen Luther Indonesia)

29

GKMI (Gereja Kristen Muria Indonesia)

63

GEKISIA (Gereja Kristen Injili Di Indonesia)

30

GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun)

64

GPP (Gereja Protestan Persekutuan)

31

GKPI Tarakan (Gereja Kristen Pemancar Injil)

65

GKSI (Gereja Kristen Setia Indonesia)

32

GBIS (Gereja Bethel Injil Sepenuh)

66

GTDI (Gereja Tuhan Di Indonesia)

33

GPPS (Gereja Pantekosta Pusat Surabaya)

67

GKI-SULSEL (Gereja-gereja Kristen Indonesia Di Sulawesi Selatan)

34

HKI (Huria Kristen Indonesia)

68

GKPB  (Gereja Kristen Perjanjian Baru)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

----.

1973. Spektrum Dewan Gereja-gereja Di Indonesia. Jakarta: Kantor  Wali Gereja Indonesia.

----.

1979. Jerih dan Juang: Laporan Nasional Survei Menyeluruh Gereja Di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian dan Studi DGI.

 

----.

2002. Lima Dokumen Keesaan Gereja: Persekutuan Gereja-gereja Di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran II:

STRUKTUR DGI[10]

 



[1] Spektrum Dewan Gereja-gereja Di Indonesia, 313-318

[2] Jerih dan Juang: Laporan Nasional Survei Menyeluruh Gereja Di Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian dan Studi DGI, 1979), 539

[3] Ibid.,

[4] Ibid.,

[5] Spektrum Dewan Gereja-gereja Di Indonesia, 320

[6] Ibid.,

[7] Spektrum Dewan Gereja-gereja Di Indonesia, 321

[8] Lima Dokumen Keesaan Gereja: Persekutuan Gereja-gereja Di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002), 204-205

[9] Ibid., 103-115

[10] Disusun oleh Sekum untuk konsultasi keesaan, Sept 1972

Tidak ada komentar:

Posting Komentar