Minggu, 21 Mei 2017

Pemahaman Teologi Perjanjian Lama tentang Penciptaan



PENCIPTAAN
Definisi penciptaan
  1. Penciptaan adalah demonstrasi kuasa Allah[1], Allah menciptakan dunia dengan firman dan dengan perbuatan[2].
  2. Penciptaan adalah tanda bahwa Allah mengatur segala sesuatu
  3. Penciptaan adalah Allah mengubah kondisi khaos menjadi teratur, Ia membentuk dari sesuatu yang tidak ada (Ex Nihilo)[3].
            Menurut Wahono, cerita penciptaan merupakan cerita historis yang semuanya ditulis berdasar, oleh, dan untuk iman. Kebanyakan cerita penciptaan itu dikaitkan dengan mitos-mitos yang bersifat politheistis. Mitos-mitos itu berkembang di sekitar peradaban Israel kuno. Sementara cerita kejadian 1 bersifat  monotheistis. Di mana hanya ada satu Allah yang berbiacra, dan firman-Nya berkuasa sehingga tercipta segala sesuatu. Ia adalah sumber hidup dunia dantanpa Dia, tidak ada sesuatu pun yang jadi. Kata ‘Bara’ dalam Kej 1 mengandung makna bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang bisa disamakan dengan Allah, dan bahwa dunia inipun sama sekali bukan musuh Allah, tetapi ciptaan. Bara juga berarti bahwa kreatif, bahwa penciptaan itu  dilakukan oleh pemilik ide pertama. Diciptakan dari yang belum ada sama sekali bentuk dan idenya dan ini dilakukan oleh Tuhan[4].
Allah juga menciptakan manusia (Kej 1:26). Ia menjadikan manusia segambar dan serupa dengan diri-Nya. Makna ungkapan ini ditentukan oleh frasa berikutnya yang menunjukkan bahwa manusia memiliki      tanggungjawab langsung kepada Allah sehingga segala  perbuatan manusia harus dipertanggungjawabkan kepada Allah[5]. Ay 26  tentang segambar dan serupa dengan Allah menunjukkan bahwa sebenarnya manusia itu memang segambar dengan Allah namun mereka memiliki perbedaan.  Hal ini terlihat dari kata penghubung yang menghubungan dua kata tersebut yaitu kata ‘dan’ pada frasa “segambar dan serupa”. Kata dan di sini                  berasal dari kata Ibrani-nya yaitu Tselem dan demut, yang berarti segambar namun berbeda dengan  Allah[6].


Akibat penciptaan
  1. Allah menang dari kekacauan
  2. Semua yang Allah ciptakan itu baik

Tujuan penciptaan adalah menyatakan kemuliaan Allah dengan mewujudkam maksud Allah kepada dunia dan manusia itu sendiri[7].

Teologi Penciptaan
Banyak yang mengatakan bahwa kitab Kejadian tentang penciptaan adalah mitos, seperti mitos Babel, dll.

Beda mitos Babel dengan penciptaan Allah
Mitos
Penciptaan
  1. Penciptaan itu keluar dari sang Ilahi
  2. Mereka mengagungkan dewa Marduk (dewa utama yang mengalahkan samudera atau Tiamat)
  3. Benda-benda seperti matahari, bulan adalah dewa
  4. Terang keluar dari dewa
  5. Mitos bersifat politheistis
  1. Allah yang menciptakan
  2. Yang diagungkan adalah Allah Bapa


  1. Benda-benda tersebut merupakan ciptaan
  2. Terang adalah ciptaan
  3. penciptaan bersifat monotheistis[8]
Perbandingan tersebut membuktikan bahwa perkiraan kitab Kejadian adalah mitos itu salah.

MAKNA TEOLOGIS PENCIPTAAN
Bagi orang Israel, proses kreasi ini sangat berharga karena merupakan bukti pengakuan iman mereka.

APA YANG TERJADI DENGAN DUNIA SETELAH DICIPTAKAN?
Allah bukanlah Allah yang hanya menciptakan manusia kemudian pergi begitu saja ke sorga dan tidak lagi mau tahu dengan ciptaan-Nya[9], Ia adalah Allah yang memelihara ciptaan-Nya. Allah memelihara ciptaan-Nya melalui proses-proses kehidupan yang berlangsung akibat dari penciptaan tersebut. Meskipun proses-proses itu beroperasi sendiri, mereka masih tergantung pada pemeliharaan Allah. Klimaks dari pemeliharaan Allah itu ialah ketika Ia juga merancangkan keselamatan bagi manusia[10].

Penciptaan Vs Evolusi
Teori evolusi mengatakan bahwa manusia dahulunya berasal dari monyet yang kemudian karena waktu kemudian berevolusi menjadi manusia. Benarkah demikian? Apakah manusia berasal dari monyet?
Beda manusia dengan monyet:
    1. Manusia memiliki kepribadian, ia adalah gambar dan rupa dari Allah
Oval: Makhluk Hidup







Manusia, berpribadi dan berkarya
 

Binatang, tidak berpribadi dan tidak berkarya
 
 



    1. maka mereka seluruh perjalanan  kehidupan mereka berakhir di sana, mereka tidak akan kemana-mana.


[1] Catatan dosen
[2] William Dyrnes, Tema-tema Dalam Teologi PL (Malang: Gandum Mas, 1990), .48
[3] Ibid, 49-50
[4] catatan
[5] S. Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari dan Mengajarkan Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002), 79-81
[6] Catatan
[7] Ibid, 51-52
[8] S. Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari dan Mengajarkan Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002), 79-81
[9] Konsep Gnostik
[10] William Dyrnes, Tema-tema DAlam Teologi PL (Malang: Gandum Mas, 1990), 57-60

Tidak ada komentar:

Posting Komentar